TANAMAN BROTOWALI
Kandungan zat pikroretin dalam brotowali berfungsi merangsang kerja urat saraf sehingga alat pernafasan dapat bekerja dengan baik.
JAMU brotowali identik dengan rasa pahit. Namun bukan tanpa alasan jika Elok, ibu rumah tangga berusia 37 tahun, hampir setiap hari minum jamu brotowali. "Saya sudah biasa mengonsumsi jamu setiap pagi. Selain menghilangkan rasa pegal, jamu brotowali bagus untuk mencegah diabet,'' katanya kepada Cempaka sambil menenggak jamu gendong yang dia beli dari tukang jamu langganan.
Hal senada diungkapkan Rifa'i. Pria bertubuh tegap itu menuturkan keluarganya memanfaatkan brotowali untuk mengatasi sakit diare dan cacingan. "Brotowali memang pahit. Namun kalau sudah merasakan khasiatnya pasti tidak memikirkan rasanya,'' katanya mantap.
Banyak orang meyakini khasiat brotowali. Tanaman obat itu memang dikenal luas di Indonesia. Tumbuhan dengan nama latin Latin Tinospora crispa L itu mudah ditemukan di wilayah Indonesia. Meski sekarang sudah banyak yang membudidayakan, tanaman obat itu masih sering dijumpai tumbuh liar di hutan atau ladang. Penyebaran terutama di daerah berkawasan tropik. Brotowali menyukai tempat agak panas. Menurut ciri karakteristiknya, brotowali memiliki batang berbintil-bintil rapat dan tidak beraturan, lunak, berair, serta berasa pahit.
Ukuran batang brotowali sebesar jari kelingking. Panjang bisa 2,5 m atau lebih. Bentuk daun brotowali bertangkai panjang (bisa mencapai 16 cm), helai daun bulat telur atau seperti jantung, ujung runcing atau meruncing. Daun termasuk jenis daun tunggal. Selain itu bunga brotowali termasuk jenis bunga tak sempurna karena tidak memiliki bagian bunga yang lengkap dan berukuran kecil. Termasuk bunga mejemuk tandan, letaknya menggantung. Bunga jantan bertangkai pendek, mahkota tiga helai, kelopak enam, dan warna bunga hijau muda atau putih kehijauan.
Masyarakat dulu sudah biasa menggunakan tanaman brotowali untuk mengobati penderita berbagai macam penyakit. Biasanya bagian batang dan daun brotowali yang sering dimanfaatkan sebagai obat. Batangnya untuk pengobatan pengidap rematik, memar, demam, merangsang nafsu makan, sakit kuning, cacingan, dan batuk.
Dilihat dari segi rasa, brotowali sangatlah pahit. Namun karena khasiatnya yang nyata, masih banyak orang mengonsumsi jamu itu.
Menanggapi aneka khasiat brotowali, saat ditemui di sela-sela kesibuan praktik dokter Noor Wijayahadi Mkes PhD mengemukakan tanaman brotowali merupakan tanaman obat yang dapat dijadikan obat tradisional yang banyak bermanfaat bagi kesehatan, terutama menghilangkan berbagai penyakit dalam dan luar. Brotowali mengandung banyak senyawa kimia yang berkhasiat mengatasi berbagai penyakit. Senyawa kimia berkhasiat obat itu terdapat di seluruh bagian tanaman, dari akar, batang, sampai daun.
"Jadi sebagai tanaman obat, semua bagaian tumbuhan brotowali bisa digunakan," ujar anggota tim Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) RS Kariadi Semarang itu.
Noor menuturkan brotowali mengandung berbagai senyawa kimia, antara lain alkaloid, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, harsa, zat pikroretin, tinokriposid, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin), hijau daun, dan senyawa tinokrisposid yang sampai saat ini masih terus dikembangkan sebagai pereda malaria. "Rasa sangat pahit dari brotowali berasal dari senyawa tinokrispisi. Zat pikroretin berfungsi merangsang kerja urat saraf sehingga alat pernafasan dapat bekerja dengan baik. Kandungan alkaloid berberin berguna untuk membunuh bakteri pada luka," tutur ayah lima anak itu.
Menurut manfaatnya, kata Noor, tanaman brotowali dapat memberikan efek farmakologis seperti analgesik, anti-inflamasi, tonuikum, antiperiodikum, dan diuretikum. Sifat analgesik menyebabkan brotowali dapat menghilangkan rasa sakit. Dan, antipiretikum menyebabkan brotowali berkhasiat menurunkan panas.
Batang brotowali juga banyak digunakan untuk mengatasi sakit perut (diare), demam, sakit kuning, sakit pinggang, dan cacingan. Selain itu brotowali digunakan sebagai antidiabetik. Antidiabetik adalah obat antidiabetes melitus atau kencing manis. Kandungan yang menurunkan gula darah adalah alkaloid dan flavonoid. Selain batang, daun brotowali sangat dikenal karena dapat mengatasi beragam penyakit, seperti kudis, gatal-gatal, hepatitis, diabetes, rematik. "Bahkan menurut penelitian yang sedang berlangsung, kanker yang mematikan dapat diatasi dengan daun brotowali," ujar dokter yang hobi membaca itu.
Manfaat Ramuan Obat Brotowali
1. Kencing manis (diabetes)
Sepertiga genggam daun sambiloto, 1/3 genggam daun kumis kucing, 3/4 jari ± 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong. Lalu, rebus dengan tiga gelas air sampai menjadi dua gelas. Minum setelah makan, sehari dua kali satu gelas.
2. Kudis
Daun brotowali ditumbuk halus, letakkan pada luka, diganti dua kali per hari. Untuk mencuci luka, pakai air rebusan batang brotowali.
3. Menambah nafsu makan
Daun brotowali 3 helai, batang 30 gr, dan air 2 liter. Bersihkan daun dan batang, lalu rebus dengan air, minumlah air rebusan segelas per hari.
4. Gatal-gatal
Rebus 20 g batang brotowali dengan dua gelas air sampai tinggal setengah. Diamkan sampai agak dingin, lalu pakai untuk merendam bagian yang gatal. Lakukan dua kali sehari.
5. Malaria
Ambil 20 cm batang brotowali berikut daunnya, rebus dengan segelas air sampai tinggal setengah. Setelah dingin, minum dengan madu. Ramuan itu untuk diminum tiga kali sehari. Sebaiknya tidak diminum wanita hamil atau yang mengalami masalah dengan ginjal.
6. Hepatitis
Campur 20 cm batang brotowali berikut daunnya, rebus dengan 1 liter air sampai tinggal setengah. Menjelang masak, masukkan air perasan 3 jari temulawak yang sudah diparut. Saring. Ramuan itu untuk diminum tiga kali sehari.
7. Luka luar
Ambil batang brotowali (kurang-lebih sepanjang 30 cm), berikut 20-30 lembar daunnya, cuci bersih, rajang kasar, lalu rebus dengan air sampai masak. Dinginkan, lalu gunakan untuk membersihkan luka sebagai cairan antiseptik. Cara lain, tumbuk sampai halus kurang-lebih 10 daun brotowali segar, lalu tempelkan pada luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar